Senin, 04 Desember 2017

MANGLI NGAGENI

MANGLI NGANGENI
Jumat sore sepulang kuliah, saya merasa sangat lelah, bosan, suntuk, setelah seminggu penuh harus berurusan dengan ilmu – ilmu komputer. Ingin rasanya bersantai sejenak menikmati keindahan alam sambil menghilangkan penat yang ada di kepala. Iseng – iseng saya browsing di internet dan melihat lihat media sosial, saya menemukan sebuah tempat wisata yang menarik perhatian saya. Ternyata tempat itu pernah terpilih untuk syuting Si Bolang TRANS7, Liputan Sunrise Metro TV dan Liputan TVRI serta telah banyak diliput Media cetak. Itulah Wisata Alam Mangli Kaliangkrik Magelang. Tanpa berpikir dua kali, saya mengajak kakak saya untuk mengunjungi tempat tersebut. Dan akhirnya kita sepakat untuk mengunjungi tempat itu keesokan harinya.
Sabtu pagi pukul 03.45 wib kami berdua memulai perjalanan liburan hari ini. Dari alun-alun magelang kita berjalan ke arah barat tepatnya bandongan. Dengan aspal mulus, sepinya jalanan serta udara segar menambah semangat kami. Kira kira 4 km kami sampai ke sebuah pertigaan tonoboyo, disitu kami melihat sebuah petunjuk jalan, wisata Mangli lurus. Setelah berjalan sekitar 4 kilometer dan melewati pasar kalegen ada sebuah pertigaan jalan. Disitu ada petunjuk wisata Mangli ke kiri. Jalanan aspal mulai menanjak dan kanan kiri terlihat samar samar hamparan ladang sayuran. Setelah berjalan sekitar 8 kilometer kami disapa sebuah gerbang desa warna biru dan sebuah tugu mirip monas keemasan. Dari situ kami lurus lalu belok kiri, dengan melewati tengah perkampungan yang masih sepi, jalanan sedikit menanjak. Setelah berjalan sekitar 700 m, kami saampai ke spot gardu pandang. Dengan bersyukur dan menarik nafas panjang kami tak sia – sia kan udara segar pagi, menghilangkan polusi selama ini.
Waktu menunjukkan pukul 04.15 menit, artinya perjalanan Wisata ke Mangli singkat cukup 30 menit. Perlahan langit di ufuk timur bersemburat jingga keemasan. Subkhanalloh indahnya, langit ke emasan mulai meluas. Tak henti kami jeprat – jepret mengabadikan momen yang sangat indah ini. Disekitar kami terdengar kicau aneka burung liar. Dikejauhan terdengar jelas kokok ayam hutan. Kami suka dengan konsep pelestarian alam disini. Diujung sana mulai terihat samar-samar puncak G. Merapi, G. Merbabu, G, andong, G. Telomoyo dan di sebelah ujung sana mulai terlihat puncak gunung ungaran. Perlahan sinar mentari menyinari dunia, kami makin takjub. Terhampar luas di depan mata pemandangan alam, di belakang sana terlihat gagahnya Gunung Sumbing. Dari sebuah warung kecil, kami memesan bakwan brokoli, bakwan kimpul, teh asli mangli, betapa syahdunya hidup ini. Terlihat disekeliling kami hamparan luas alam anugerah Ilahi, disini tak terlihat satupun bangunan beton yag menghalagi pamdangan kami. Yang ada hanya hamparan kebun sayuran yang melengkapi segarnya pagi. Sinar matahari menerangi dunia ini, dari satu titik ini kami bisa melihat 9 gunung ( G.Merapi, G. Merbabu, G. Telomoyo, G. Andong, G. Ungaran, G. Tidar, G. Giyanti, G. Menoreh dan G. Sumbing tentunya). Sungguh sangat luar biasa alam Mangli, sangat memanjakan jasmani dan rohani kami. Kami tafakur alam, merasa diri kami sangat kerdil di hadapan Ilahi dan kami mengucap syukur atas anugerah alam dan hidup ini. Alkhamdulillah…..
Dispot ini terlihat Tanaman Strawberry yang dibentuk I LOVE YOU, kami pun tidak lupa mengabadikan gambarnya. Dengan berjalan menyusuri tengah kebun loncang kami menuju sebuah gardu pandang. Setelah melewati beberapa gazebo bambu, kami mulai menaiki Gardu Pandang. Dari ketinggian 7 meter dan bebas memandang 360 derajat, kita bisa lebih jelas melihat pemandangan yang sangat memanjakan mata. Kami berlama lama diatas gardu pandang ini.
Kami melanjutkan jalan jalan pagi ke atas lagi. Berjalan di temani segarnya udara pagi, Sekitar 50 meter kami tiba disebuah spot Rumah Pohon, Panggung bambu dan sebuah Joglo. Kita melewati sebuah jembatan anyaman bambu utuk sampai ke rumah pohon kembar. Setelah sejenak selfie di Panggung bambu, duduk sejenak di joglo bambu, kami mulai menaiki rumah pohon. WOW, itulah kata yang terlontar dari mulut kami. Pemandangan sangat menakjubkan terhampar di sekeliling kami. Terlihat jelas deretan atap rumah kampung Mangli dan sekitarnya. Nun jauh disana kita bisa melihat kota Magelang dengan gunung Tidar nya, bahkan bisa melihat sampai kota Muntilan.
Kami makin penasaran, terlihat disana ada rimbunnya pepohonan Pinus, hasrat hati menuntun lanjutkan jalan jalan pagi ini. Melangkah di jalan berbatu rapi, melewati subur segarnya aneka sayuran menambah riang hati kami. Tak terasa setelah berjalan sehat sekitar 1 km, kami sampai di hutan pinus di ketinggian 1.730 mdpl. Angin sepoi, segar Udara dan terlihat indahnya Alam. Ternyata disini ada sebuah camping ground dan merupakan Pos 1 pendakian Gunung sumbing via Basecamp Mangli yang sudah akrab di teman teman pecinta alam. Saya pun berikrar, suatu saat saya akan kemping disini, terbayang indahnya lampu kota magelang saat malam dan indahnya sunrise dari titik ini. Bergeser 50 meter dengan melewati jalan setapak, disebuah lembah hutan ada sebuah air terjun. Kami pun turun ke sungai kecil yang airnya sangat dingin. Menyusuri sungai sekitar 5 meter kami sampai disebuah air terjun dan goa batu. Sangat terasa sensasi alam yang perawan di tengah liarnya hutan. Cocok buat kamu yang berjiwa petualang.
Jiwa liar kami menuntun untuk masuk hutan gunung sumbing. Makin dalam masuk ke hutan, makin terasa liar dan memacu andrenalin kami.
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 07.30 wib, sungguh 2 jam yang tak terasa. Kami terbuai dimanjakan dengan indahnya alam Mangli. Keroncongan perut kami menuntut untuk diisi, maka kamipun kembali turun ke warung kecil tadi. Sampai disini kami memesan mie instan untuk menambah stamina. Dengan dilengkapi segelas Susu Jagung Sehat khas Mangli kami nikmati indahnya pagi.
Setelah istirahat dan sekedar isi perut, kami diberitahu penjaga warung, bahwa di bawah sana terdapat tebing batu dan air terjung juga. Kami pun makin bersemangat untuk menjelajahi Mangli. Berjalan melewati jalan setapak petani, melewati ladang sayur dan ditemani burung-burung beterbangan. Sebentar saja sampai di sebuah tebing Batu yang tinggi menjulang. Tebing batu andesit yang masih perawan, ditumbuhi rumput liar. Kamipun makin takjub dengan kayanya alam mangli. Kami melanjutkan menyusuri jalan setapak ini, berjalan berhati-hati kami turun sampailah di sebuah air terjun. Dengan ketinggian sekitar 40 meter, terasa riak air dingin menerpa tubuh kami. Kami turun bermain air dan berendam di kolam alam, sangat dingin segar di badan. Di seberang sana terdengar riak air terjun juga, tapi kami lihat jalanan masih sulit di telusuri. Dalam hati berjanji, suatu saat saya akan datangi.
Dalam perjalanan kembali ke gardu pandang lagi, kami melihat aktivitas petani. Disepanjang jalan kami bersua, mereka selalu menyapa kami. Terlihat betapa ramahnya dan terlihat jelas di wajah mereka keluguan, harapan, kesederhanaan dan gembira hati mereka. Sebuah jawaban kerinduan yang telah lama hilang dari kehidupan saya. Saat saya melewati petani yang sedang memanen loncang, saya pun iseng mendekat. Mereka dengan ramah menyapa dan terasa penuh ke akraban. Saya pun berselfie di kebun sayuran. Saat kami menawar untuk langsung memetik dan membelinya, mereka langsung mengiyakan. Sungguh luar biasa sensasi memetik sayuran segar, dan terbayang untuk buah tangan keluarga di rumah. Murah, Segar, bisa selfie dan langsung metik sendiri itu keren.
Waktu menunjukkan pukul 11.00 kami mulai berjalan pulang. Disaat setiap sudut jalan, kami pun disapa dengan ramah dan slalu diminta mampir ke rumahnya. Kamipun makin penasaran tentang ramahnya penduduk disini. Saat ada seseorang menawarkan kami untuk mampir, kamipun mengiyakan. Rumah itu terletak paling atas kampung mangli. Kamipun berkenalan, tuan rumah dengan ramah perkenalkan diri pak Kanang asli mangli. Dari rumah yang menghadap ke timur ini, kami kembali diguhi pemandangan gunung Merapi dan lainnya. Disini kami kembali disuguhi hidangan kokro’an dari ketela, keripik daun rendeng, keripik daun strawberry dilengkapi minuman khas teh Mangli. Tuan rumah bercerita bahwa dirumahnya sering di pakai tamu untuk bermalam, menikmati kehidupan wong gunung. Tamu sangat suka melihat kerlip lampu-lampu kota Magelang, merasakan segar dinginya udara dan ketika pagi hari bisa langsung nikmati sunrise dari jendela. Terasa konsep home stay syariah sederhana dengan pemandangan bintang lima. Salut, takjub dan angkat jempol buat kesederhanaan, keramahan dan ke uletan warga. Setelah saling cerita, Pak kanang mempersilahkan kami masuk ke ruang dalam, ternyata disini sudah disiapkan makan siang khas gunung. Kami kaget, malu, sungkan bercampur aduk jadi satu. Dengan dipaksa tuan rumah sayapun mengiyakan. Sego Jagung, Sayur Kubis, Ikan Asin dan Kluban Angkleng. Luar biasa nikmatnya, baru kali ini saya merasakan nikmatnya sego jagung. Walau ditemani tuan rumah, sayapun tanpa sungkan permisi nambah.
Jam tangan menunjukkan pukul 12.15 wib, sayapun pamit pulang, semoga suatu saat akan kembali berkunjung menginap di Mangli.
Itulah pengalaman luar biasa wisata kami. Mangli kami akan datang lagi !
CP : founder Mangli ... Prasetya 0812 8416 8765
Segarnya Pegunungan

Golden Sunrise
Pelangi
Eksotic Sunrise
Gerbang Desa Wisata Mangli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar